makasih udah mampir di blog ku :)

Selasa, 23 September 2014

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN



Pertolongan pertama adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada seseorang yang sakit mendadak atau yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari seseorang ahli ( dokter).

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan :
  1. memanggil dokter sesegera mungkin atau mengirimkan penderita kerumah sakit
  2. menghentikan pendarahan
  3. mencegah dan mengatasi shock atau gangguan keadaan umumn lainnya.
  4. mencegah terjadinya infeksi

jenis gangguan umum :
1.kelengar
Gejala: kesadaran menurun, muka pucat, berkeringat dingin, nadi cepat, hampir tidak terasa.
Pertolongan :
  1. membawa penderita ketempat yang lebih nyaman , teduh dan segar. Jangan dikerubungi banyak orang .
  2. baringkan diatas tangan / bangku tanpa bantal kepala dimiringkan agar kalau muntah mudah keluar
  3. pakaian yang menjepit leher, dada dan perut dilonggarkan.
  4. ciumkan penderita dengan bau2an yang merangsang seperti amoniak, minyak wangi, bawang putih dll.
2. pingsan
Gejala : kesadaran menurun, tidaak memberi reaksi menghindar bila dirangsang dengan rangsangan sakit, tidak bergerak, pernafasan dapat teratur atau tidak, nadi cepat/lambat/tidak teratur.
Penyebabnya :
  1. darah kekurangan oksigen, karena pernapasan terhalang
  2. kerusakan jaringan otak karena pukulan dikepala, tabrakan ( gegar otak)
  3. keracunan makanan/minuman atau pernapasan.
  4. terkena arus listrik dan penyakit seperti ayan ( epilepsi ), kencing manis , penyakit ginjal yg akut.
Pertolongan sama seperti kelengar dan langsung segera dibawa kedokter.
3.shock
Penyebabnya karena pembuluh darah kurang terisi sehingga pengaliran darah terganggu.
Gejala : kesadaran menurun, tidak bergerak atau gelisah, muka pucat, bibir kering, sangat haus, pernapasan tidak teratur, sering diselingi dengan menguap, lemah, mengantuk, badan dingin disertai dengan keringat dingin dan kering, nadi cepat.
Pertolongannya :
1.   dibawa kedokter/rumah sakit segera
2.   bawa penderita ketempat yang segar udaranya
3.   hentikan pendarahan yang ada dan cegah infeksi
4.   longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, dan perrut
5.   selimuti penderita agar tidak kedinginan tapi dijaga agar tidsk berkeringat
6.   penderita yang sadar dapat diberi minuman teh hangat , jangan alkohol.

4.mati suri
Gangguan umum : tidak sadar, pergerakan nafas dan denyut jantung berhenti, atau tidak dapat dirasakan, tetapi kaku mayat atau lebam mayat belum terdapat.
Tanda2 :
  1. kaku mayat ( rigor mortis )
timbul 2-4 jam setelah penderita meninggal.
  1. lebam mayat ( livor mortis )
terjadi 3-4 setelah penderita meninggal.
Pertolongannya :
  1. memberikan pernafasan buatan ( resusitase )
  2. perbaikan peredaran darah dengan jalan mengurut jantung
  3. sebaiknya pernapasan buatan dan massage jantung dilskukan secara bersamaan.
5.pernapasan buatan
Sebelum melakukan pernapasan buatan terlebih dahulu dilakukan :
  1. panggil dokter
  2. bersihkan saluran pernapasan : pada hidung jangan ada yang menghalangi , pada mulut jangan ada lumpur, makanan, maupun gigi palsu
  3. longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, dan perut.
Metode pernapasan buatan :
Cara mulut kemulut ;
  1. penderita terlentang, kepala ditekan kebelakang, dagu ditarik sebanyak mungkin keatas.
  2. penolong menarik napas sedalam dalamnya dan letakan mulut yang terbuka diatas mulut penderita dan hidung penderita. Tiuplah udara berlahan lahan dan sedikit demi sedikit hingga tampak dada penderita membesar, maka terjadilah inspirasi. Lepaskan mulut penolong dari mulut penderita lalu terjadilah ekspirasi.
  3. dilakukan hingga 12 kali per menit
pengurutan jantung ( massage jantung )
caranya :
  1. penolong duduk atau berdiri disamping kanan penderita
  2. letakan telapak tangan kiri pada dada sebelah kiri penderita pada daerah jantung dan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri.
  3. dengan kedua tangan, lakukan tekanan tegak lurus kebawah dengan gerakan pendek dan kuat, kearah tulang punggung hingga jantung dan darah jantung terperas dan mengalir masuk jantung
  4. pengurutan ini dilakukan lebih kurang 60 kali per menit
6.luka( vulnus)
a. luka karena kekerasan tumpul
b.luka karena kekerasan tajam
pertolongannya :
  1. cegah terjadinya infeksi. Cuci tangan dan alat2 yg dipakai dengan alkohol 70 % / sabun. Luka kecil ditetesi mercuro chrom . tutup luka dengan kain kasa steril
  2. cegah dan hentikan pendarahan dg membalut setiap luka dan jangan mengganggu pembekuan darah pada luka.
  3. cegah terjadinya schok dengan menghentikan pendarahan , jangan menimbulkan rasa sakit, baringkan penderita jika sadar berikan minum.
  4. istirahatkan bagian badan yang terkena dan segera kirim kerumah sakit/ dokter.
7.keracunan
a. karena makanan
gejala : pusing, muntah, mual, nyeri dan kejang pada perut, kesadaran menurun dan dapat menimbulkan kematian.
Pertolongannya:
  1. usahakan mengetahui racunnya
  2. merangsang terjadinya muntah, dg cara menggelitik tenggorokan , memberi minum air garam hangat ,air sabun ( sepotong kecil sabun). Setelah keluar beri minum susu atau telur mentah untuk melepas jaringan yg rusak, untuk menyerap racun segera beri norit atau bawa segera kerumah sakit.
8.gigit ular
Pertolongannya :
  1. pasang tali pengikat antara jantung dg luka gigitan ular tsb, kira2 10 cm dr luka.
  2. luka gigitan dihisap sekeras kerasnya dan ludahkanlah keluar.
  3. lebarkanlah luka gigitan dengan pisau yang sudah dibakar lbh dulu. Keluarkan darahnya sebanyak mungkin agar racunnya juga ikut keluar.
  4. taburkan pd luka kalium permanganat
  5. setelah 20 menit lepaskan pengikat agar jaringan lainnya tidak mati karena tidak mendapat darah.setelah 2 menit lakukan pengikatan kembali . setelah itu pengikat dilepaskan setiap setengah jam selama 2 menit sampai penderita mendapat pertolongan dokter.
9.kecelakaan karena arus listrik
Pertolongannya ;
  1. penderita harus secepatnya dilepaskan dr sumber listrik
  2. pertolongan selanjutnya sesuai keadaan penderita
  3. bawa kerumah sakit

Kamis, 18 September 2014

PEMERIKSAAN URINALISA



1. Pemeriksaan warna urine
Tujuan                                        : Untuk mengetahui warna urine sebagai salah satu cara petunjuk pada kelainan klinik.
Prinsip                                        : Urine dimasukkan kedalam tabung reaksi yang bersih, tidak bergaris, transparan dan dilihat dengan mata telanjang.
Peralatan                                    : Tabung reaksi
Cara kerja :
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Diisi tabung reaksi dengan urine sebanyak 2/3 bagian.
3. Diamati urine ditempat yang terang, kemudian catat hasilnya.
4. Hasil yang diperoleh dapat dinyatakan sebagai berikut :
Tidak berwarna, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah dan putih seperti susu.
Warna normal  : Warna antara kuning muda sampai kuning tua.
Keterangan      : Warna normal karena adanya urobilin dan urobilinogen.

2. Pemeriksaan kejernihan urine
Tujuan                                        : Untuk mengetahui kejernihan urine dan menentukan apakah urin itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau menjadi keruh setelah dibiarkan.
Prinsip                                        : Urine dimasukan dalam tabung yang bersih dan transparan lalu dilihat kejernihannya dengan mata biasa.
Peralatan                                    : Tabung reaksi
Cara kerja        :
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Diisi tabung reaksi dengan urine sebanyak 2/3 bagian.
3. Diamati urine di tempat yang terang, kemudian dicatat hasilnya.
4. Hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai berikut:
*Jernih,
*agak keruh,
* keruh,
* dan sangat keruh

3. Pemeriksaan Reduksi
Metode                                       : Benedict
Prinsip                                         : Glukosa dalam sempel akan mereduksi garam kompleks dari reagent benedict ( ion cupri direduksi menjadi cupro ) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O dengan warna kuning hingga merah bata.
Tujuan                                        : Untuk menentukan ada tidaknya glukosa dalam sampel urine dengan dasar reaksi reduksi.
Peralatan                                    : Pipet tetes, pipet ukur, tabung reaksi + rak tabung, penjepit tabung, water bath.
Reagensia                                   : Benedict
Cara kerja :                                       
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Dimasukkan 5 ml reagen kedalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 8 tetes urine kedalam tabung reaksi yang telah berisi reagen benedict, dikocok hingga bercampur rata.
4. Kemudian tabung dimasukkan kedalam air mendidih atau dipanaskan menggunakan lampu spritus sampai mendidih selama 5 menit.
5. Tabung diangkat dan dibiarkan selama 5 menit.
6. Diamati reaksi yang terjadi dan dicatat hasilnya.
Interprestasi Hasil :
(-)        : Larutan tetap biru jernih
(+)       : Larutan hijau kekuningan dengan sedikit endapan kuning
(++)     : Larutan menjadi kuning dengan endapan banyak.
(+++)   : Warna menjadi jingga atau warna lumpur keruh.
(++++) : Merah keruh atau larutan jernih endapan merah.

4. Pemeriksaan protein
Metode                                       : Reaksi pemanasan dengan Asam Asetat.
Prinsip                                        : protein dalam urine yang dipanaskan terjadi reaksi presipitasi dan tampak kekeruhan dan endapan putih, dengan penambahan asam cuka zat-zat bukan protein akan larut kembali.
Tujuan                                        : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine.
Peralatan                                    : Tabung reaksi + rak tabung, penjepit tabung, water bath, pipet tetes, pipet ukur.
Reagensia                                   : Asam Asetat 6%
Cara kerja :
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Dimasukan urine kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml (jika urine keruh sebaiknya disentrifuge terlebih dahulu).
3. Kemudian tabung dimasukkan kedalam air yang telah mendidih atau dipanaskan diatas api bunsen hingga mendidih.
4. Amati reaksi yang terjadi, jika terjadi kekeruhan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, lalu dikocok.
5. Amati kembali reaksi yang terjadi dan catat hasilnya.
Pembacaan :
       a. Negatif (-) : bila urine tidak menjadi keruh.
       b. Bila urine menjadi keruh mungkin disebabkan oleh protein tetapi myngkin juga oleh Ca.Phospat dan Karbonat, maka ditambahkan 3 tetes asam asetat 6% lalu dikocok. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh Ca phospat dan karbonat akan hilang. Jika kekeruhan tetap ada dikatakan protein positif.
Interprestasi Hasil :
(+)             : Terdapat kekeruhan ringan seperti awan tanpa butiran.
(++)           : Kekeruhan mudah dilihat dengan adanya butiran-butiran.
(+++)         : Urine tampak jelas keruh berkeping-keping.
(++++)       : Urine sangat keruh sampai menggumpal.

5. Pemeriksaan Bilirubin Urine
Metode                                 : Cincin iodium
Prinsip                                  : Bilirubin dengan adanya iodium akan teroksidasi membentuk bilirubin yang berwarna biru, gilitranin (Hijau), kolifenin kuning.
Tujuan                                  : Untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urine.
Peralatan                              : Tabung reaksi+ rak, pipet ukur, pipet tetes.
Reagensia                             : Iodium 1%
Cara kerja :
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Dimasukan urine kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.
3. Dengan melalui dinding tabung, diteteskan iodium 1% sehingga menampung di atas urine dan terbentuk 2 lapisan.
4. Diamati reaksi yang terjadi dibatas kedua cairan tersebut dan dicatat hasilnya.
Interprestasi hasil :
(-)        : Bila dibatas kedua cairan tidak tampak apa-apa.
(+)       : bila dibatas kedua cairan tampak cincin hijau.

6. Pemeriksaan mikroskop/ Sedimen urine
Prinsip                                  :Urine diendapkan dengan cara dicentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu. Filtrat dibuang dan endapan diambil lalu diperiksa dibawah mikroshop.
Tujuan                                  :Untuk mengetahui sedimentasi dalam urine.
Peralatan                              : Tabung reaksi, centrifuge, pipet tetes,
                                              objek glass, mikroskop.
Cara kerja  :
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Dikocok urine sampai homogen.
3. Dimasukkan urine kedalam tabung reaksi sebanyak ¾ bagian.
4. Diputar selama 5-10 menit dengan kecepatan 1500 rpm.
5. Dibuang supernatan urine dengan cara menuangkan/memiringkan tabung sampai isinya habis.
6. Dikocok sedimen dengan sisa supernatan sampai homogen.
7. Dengan menggunakan pipet tetes, diteteskan sedimen tersebut pada objek glass yang bersih dan kering.
8. Diperiksa dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 10x setelah itu dengan lensa objektif 40x.
Ø Lensa objektif 10x        :Untuk melihat silinder, epitel, spermatozoa, dan kristal-kristal lainnya.
Ø Lensa objektif 40x  :Untuk melihat lekosit, eritrosit, mikroorganisme parasit, dan kristal-kristal kecil.

7. Pemeriksaaan urine dengan metode Combur Test
Metode                                       : Combur Test
Prinsip                                        : Urine ditempatkan pada tabung reaksi, stik Combur Test dimasukkan selama 1 menit, kemudian dibaca dengan cara membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan standar warna.
Tujuan                                       : Untuk mengetahui adanya leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilin, bilirubin, blood, Bj, dan pH pada urine secara teliti dan cepat.
Peralatan                                    : Tabung reaksi + rak tabung reaksi, stik combur test, table pembacaan/warna pembanding.
Cara kerja :
1. Disiapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih.
2. Dimasukkan urine kedalam tabung reaksi.
3. Stik dimasukkan kedalam urine sampai semua indikator terendam, dibiarkan selama 1 menit, kemudian diangkat.
4. Dibandingkan dengan standar warna/table pembacaan.
5. Dikocok sedimen dengan sisa supernatan samapai homogen.