Pengertian :
Titrasi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan. tujuan dari sebuah titrasi yaitu untuk menentukan
kadar suatu sampel. Atau juga dapat dikatakan suatu metoda untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya.
prinsip dasar titrasi :
prinsip dasar sebuah titrasi
yaitu NETRALISASI.
Satuan dalam titrasi ada 3 yaitu
:
·
satuan M ( Molaritas )
·
satuan PPM
·
satuan Massa
larutan yang akan ditentukan
kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya diletakkan di
dalam erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai larutan standart atau titer dan diletakkan
didalam buret.
Alat-alat :
1.Buret
Buret
adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan
sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi
sampai dengan ± 0,05 cm3. Oleh karena presisi buret yang tinggi,
kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk
menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus
dengan permukaan cairan. Bahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi, pada
penggunaan meniskus bawah, digunakan untuk larutan berwarna jernih, sementara
penggunaan meniskus atas, digunakan pada larutan berwarna. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu
tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu
penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke
dalam larutan dengan pelarut.
Buret dapat dibedakan menjadi beberapa
macam bergantung kapasitasnya , fungsi, dan jenisnya.
·
Berdasarkan Ukuranya buret dibagi menjadi beberapa
macam yaitu :
1.
Buret makro yaitu buret yang kapasitasnya 50 ml dan
skala terkecilnya dapay dibaca sampai 0.10 ml
2.
Buret semimikro mempunyai volume 25 ml dengan skala
terkecil dapat dibaca sampai 0.050 ml.
3.
Buret makro mempunyai volume 10 ml. Skala terkecilnya
adalah 0.020 ml
·
Jenis buret berdasarkan peruntukanya:
1.
Buret asam ( dengan cerat kaca ) digunakan untuk
larutan yang bersifat asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat) dam larutan
pengoksid (KCrO4)
2.
Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa
seperti NaOH, KOH dll. Memiliki ujung cerat karet dengan bola kaca yang
berfungsi mirip seperti keran.
3.
Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari bahan
kaca yang berwarnacoklatatau gelap.Buter ini berfungsi untuk larutan yang mudah
teroksidasi oleh cahaya matahari seperti larutan Kalium permanganat atau
iodium.
4.
Buret Universal yaitu buret yang dapat digunakan untuk
semua jenis larutan baik yang bersifat basa maupun asam, Cerat unungnya terbuat
dari teflon.
·
Buret berdasarkan jenisnya ada 2 yaitu :
1.
Buret yang tidak memiliki alat bantu (Polos)
2.
Buret Schellbach, yaitu buret dinding dalam badian
belakangnya dilengkapi dengan garis biru diatas dasar putih.
·
Selain itu buret juga dibagi berdasakan tingkat
ketelitianya. Ada dua tingkat kelas ketelitian
buret yaitu :
1.
Buret Kelas A, mempunyai ketelitian tinggi dan umumnya
digunakan dalam penelitian. Buret ini dibuat dari kaca yang mempunyai nilai
muao panjang yang sangat kecil sehingga pemuanya hanya sedikit dipengaruhi oleh
perbedaan suhu. Walaupun buret ini dapat langsung dipakai tanpa perlu
dikalibrasi, namun dianjukan untuk tetap dikalibrasi secara berkala.
2.
Buret Kelas B,mempunyai ketelitian lebih rendah dari
buret kelas A dan biasanya hanya digunakan dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang tidak memerlukan tingkat ketelitain yang akurat.
Menggunakan Buret :
1. Oleh karena
presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret
sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus
tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan
ketebalan garis ukur juga mempengaruhi pembacaan. Bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian
atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL
jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena
presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret
harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke
sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
2. Untuk
mengisi buret, menutup stopcock (keran) di bagian bawah dan menggunakan corong
untuk menghindari terjadinya tumpahan. Anda mungkin perlu untuk mengangkat
corong sedikit, untuk memungkinkan larutan penitar untuk mengalir bebas
3. Anda
juga dapat mengisi buret menggunakan pipet transfer sekali pakai. Pipet ini
bekerja lebih baik daripada corong terutama untuk buret berkapasitas kecil (10
burets ml). Pastikan pipet transfer kering kemudian dibilas dengan titran,
sehingga konsentrasi larutan tidak akan berubah.
4. Sebelum
titrasi, Perlu diperhatikan kondisi buret dengan larutan titran dan memeriksa
bahwa buret mengalir bebas. Untuk kondisi buret, bilas sehingga semua permukaan
yang ada dilapisi dengan larutan, lalu tiriskan. Pembilasan dua atau tiga kali
akan memastikan bahwa konsentrasi titran tidak diubah oleh setetes air yang
tertinggal.
5. Periksa
ujung buret dari adanya gelembung udara. Untuk menghilangkan sebuah gelembung
udara,dengan cara memukul sisi ujung buret sementara larutan mengalir. Jika
terdapat gelembung udara yang hadir selama titrasi, pembacaan volume mungkin
dalam kesalahan dan akan mempengarahi keakuratan data tang diperoleh.
6. Bilas
ujung buret dengan air dari botol mencuci (labu semprot) dan mengeringkan
hati-hati. Setelah beberapa menit memeriksa larutan pada ujung untuk melihat
apakah buret Anda bocor. Tip(ujung mulut buret) harus bersih dan kering sebelum
Anda membaca volume awal.
7. Ketika
buret anda diisi dengan larutan, tanpa gelembung udara atau kebocoran, maka
sebelum membaca volume awal (biasanya menginpitkan ke titik 0,00 ml
skala). Pastikan bahwa dinding bagian dalam buret dalam kondisi kering. Kita
dapat menggunakan bantuan kertas saring untuk mengeringkan bagian dalam buret.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penambahan volume larutan setelah
diimpitkan.
8. Pembacaan
buret kartu dengan persegi panjang hitam dapat membantu Anda untuk mengambil
membaca lebih akurat. Baca bawah dari meniskus. Pastikan mata anda pada tingkat
meniskus, bukan atas atau di bawah. Membaca dari sudut, bukan lurus,
menghasilkan kesalahan paralaks.
9. Memberikan
larutan untuk labu titrasi dengan memutar stopcock (kran) tersebut. Larutan
penitar harus disampaikan dengan cepat sampai beberapa mL dari titik akhir.
10. Titik
akhir harus didekati perlahan-lahan, dengan penambahan tetes demi tetes..
Gunakan labu semprot untuk membilas/mencuci ujung buret dari larutan. Titik
akhir (ekivalen) dapat menunjukkan kepada Anda bagaimana untuk memberikan
setetes sebagian larutan, ketika mendekati titik akhir.
2. Tabung erlemeyer
Erlenmeyer adalah tempat penyimpanan larutan primer dalam proses
titrasi. Larutan
primer yaitu larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat yang
memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut
dalam labu ukur. Larutan primer konsentrasinya didapat dari perhitungan.
Syarat zat yang bisa dijadikan standar primer :
Syarat zat yang bisa dijadikan standar primer :
·
100% zat murni
·
Zat tersebut harus stabil pada
waktu dilakukan Pemanasan.
·
Mudah diperoleh
·
Zat standar primer memiliki MR.
3. Labu ukur
Labu
ukur :
Labu ukur biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yg tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. zat yg berwarna,perlu adanya penambahan aquadets hingga dasar meniskus yg menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher )., tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yg plg ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya hrs diencerkan terlebih dahulu.
Labu ukur biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yg tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. zat yg berwarna,perlu adanya penambahan aquadets hingga dasar meniskus yg menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher )., tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yg plg ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya hrs diencerkan terlebih dahulu.
4.Pipet ukur
Untuk mengambil analit dengan volume
tertentu misal 10, atau 25 mL maka gunakan pipet ukur, jangan menggunakan gelas
ukur karena pipet ukur lebih presisi. Pipet ukur tersedia dalam banyak ukuran.
5.Pipet penghisap
Karet
penghisap :
alat untuk menyedot larutan yang biasanya terdapat pada pangkal pipet ukur.filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
alat untuk menyedot larutan yang biasanya terdapat pada pangkal pipet ukur.filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
6.Statif
Statif : terbuat dari besi yang betujuan untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan atau pada saat sedang titrasi dilakukan.
7.pipet tetes
pipet tetes biasanya
dipakai untuk mengambil indikator yang akan digunakan pada waktu titrasi.
8.Botol semprot
Botol semprot merupakan peralatan yang
terbuat dari plastik berbentuk botol dengan penutup yang dilengkapi dengan pipa
/ slang plastik. Prinsip kerja alat ini sangat sederhana, yaitu dengan
memberikan tekanan pada badang botol dan selanjutnya cairan akan terdesak dan
keluar melalui selang plastik yang ada pada penutupnya.
Botol semprot
difungsikan antara lain untuk:
- mengeluarkan (menyemprotkan) cairan
yang disimpan dalam botol tersebut
- membilas peralatan kimia lain dalam
proses pencucian atau sterilisasi
- pengenceran
larutan dalam suatu wadah yang
bercelah sempit, seperti: labu ukur,
erlenmeyer,dsb.
prosedur
titrasi :
1.
pembuatan baku primer
2. pembuatan
baku sekunder
3. pembakuan
4.
penetapan kadar sampel
syarat-syarat
proses titrasi yaitu :
1.
reaksi yang sedang kita lakukan harus berjalan dengan
cepat
2.
harus ada penandanya bahwa reaksi antara analit dengan
titran tersebut sesuai ekuivalen secara stokiometri.
3.
tidak ada hal yang lain yang akan mengganggu reaksi
antara analit dengan titran
4.
reaksi antara analit dengan titran harus memiliki
keseimbangan yang agak jauh ke daerah sebelah kanan hal ini untuk memastikan
berdasarkan kuantitatif yang di hitung dan memastikan bahwa titik akhir titrasi
tersebut bisa di amati.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan titik
akhir dalam reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual (larutan
reaktan yang berubah warna).
Dalam titrasi asam-basa sederhana, indikator pH dapat
digunakan, sebagai contoh adalah fenolftalein, di mana fenolftalein akan
berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8.2 atau
melewatinya. Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat digunakan adalah
metil jingga,
yang berubah warna menjadi merah dalam asam serta menjadi kuning dalam
larutan alkali.
Larutan baku dapat dibuat dengan cara penimbangan
zatnya lalu dilarutkan dalam sejumlah pelarut(air). Larutan baku ini sangat
bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya/dibuat.
Larutan yang dibuat dari zat yang memenuhi
syarat-syarat tertentu disebut larutan baku primer.
cara melakukan titrasi adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk melakukan titrasi, kita harus menyiapkan
terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan.
2.
Selain itu, kita juga harus menyiapkan larutan baku,
yaitu larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Di laboratorium,
konsentrasi larutan baku biasanya sangat pekat. Untuk menghemat penggunaan,
larutan baku dapat diencerkan dengan cara penambahan aquades dengan volume
tertentu.
3.
Larutan baku yang konsentrasinya telah diketahui
biasanya ditempatkan dalam buret, dan disebut larutan penitrasi. Konsentrasi
larutan penitrasi harus sudah diketahui. Larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya, ditempatkan dalam labu titrasi, dan disebut larutan yang
dititrasi. Volume larutan yang akan dititrasi harus sudah diketahui.
4.
Selanjutnya, ke dalam larutan yang akan dititrasi
diteteskan indikator asam-basa. Penempatan larutan dalam buret dan labu titrasi
boleh ditukar. Larutan baku boleh dijadikan larutan penitrasi dan boleh juga
dijadikan larutan yang akan dititrasi.
5.
Teteskan larutan penitrasi perlahan-lahan ke dalam
larutan yang akan dititrasi. Penetesan dihentikan jika sudah tercapai titik
akhir titrasi, yaitu saat zat dalam larutan yang dititrasi tepat habis bereaksi
dengan zat dalam larutan penitrasi. Titik akhir titrasi diketahui dari
perubahan warna larutan indikator. Tepat pada saat seluruh zat habis bereaksi,
larutan indicator segeraberubah warna, dan pada saat inilah penetesan dari
buret harus segera dihentikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar